DJADIN MEDIA– Ketua DPP PDI-Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus mengungkapkan bahwa upaya untuk mengacak-acak jalannya Kongres PDIP yang akan digelar pada 2025 sudah terdeteksi sejak lama. Menurutnya, sejumlah pihak yang tidak puas dengan kepemimpinan PDIP telah mencoba menggoyang stabilitas internal partai.
Deddy mengidentifikasi dua indikasi utama terkait upaya tersebut. Pertama, adanya gugatan yang dilayangkan kepada PTUN mengenai SK Kepengurusan PDIP untuk periode 2025-2026, yang dianggap bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. “Tanda-tandanya bisa kita lihat dari gugatan yang diajukan oleh kelompok tertentu, yang didorong oleh pihak tertentu, yang mempermasalahkan legalitas perpanjangan dan penambahan personil di DPP PDIP,” jelas Deddy.
Indikasi kedua, lanjutnya, adalah maraknya pemasangan spanduk yang menyatakan bahwa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri di PDIP dianggap ilegal. “Kami sudah mengetahui itu dan bahkan sudah menanggapi beberapa waktu lalu. Selebihnya, itu tanggung jawab Anda untuk menyelidiki lebih lanjut,” tambahnya.
Sebelumnya, lima kader PDIP sempat menggugat PTUN terkait SK Kepengurusan PDIP 2025-2026, dengan alasan SK tersebut bertentangan dengan Pasal 17 AD/ART yang mengatur masa bakti kepengurusan selama lima tahun. Namun, kelima kader tersebut kemudian meminta maaf kepada Megawati Soekarnoputri dan mencabut gugatan mereka.
Terkait dengan upaya yang ingin mengacak-acak Kongres 2025, isu ini juga disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri. Dalam pernyataannya, Megawati menegaskan bahwa ada narasi yang beredar yang menyebutkan kegagalannya dalam memimpin PDIP. Ia menyebutkan bahwa narasi ini sengaja dibuat untuk mengguncang partainya. “Saya sudah mendengar ada kabar bahwa mereka ingin mengacak-acak kongres, menyebut kepemimpinan saya gagal. Saya sengaja memberitahukan hal ini supaya publik tahu. Silakan coba jika berani,” tantangnya.
Namun, Megawati tidak menyebutkan pihak mana yang dimaksud, termasuk apakah ini terkait dengan upaya merebut posisi Ketua Umum PDIP dari tangannya.***