DJADIN MEDIA– Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diingatkan untuk menjaga integritas dan tidak mengubah hasil suara Pilkada Jakarta demi memenangkan salah satu pasangan calon. Hal ini dinilai dapat memicu situasi chaos di Ibu Kota.
“Jangan main-main. Ini Jakarta, bukan daerah lain di Indonesia. Jangan sampai memancing chaos,” ujar pengamat politik sekaligus Guru Besar, Saiful Mujani.
Saiful menegaskan bahwa masyarakat Jakarta sudah memiliki akses dan pemahaman terhadap data hasil Pilkada. Dengan demikian, upaya kecurangan oleh KPU akan sulit dilakukan tanpa terdeteksi.
“Warga Jakarta sudah bisa menghitung sendiri. Berapa kekurangannya, dan selisihnya sangat jelas,” lanjut Saiful.
Ia juga menekankan bahwa bukti yang dimiliki masyarakat cukup kuat untuk menantang potensi kecurangan. “Saya optimis Jakarta selesai dalam satu putaran, dan tidak ada celah untuk kecurangan,” tambahnya.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, telah mendeklarasikan kemenangan mereka. Deklarasi ini merujuk pada hasil *real count* KPU DKI Jakarta serta penghitungan formulir C hasil KWK di seluruh wilayah pemilihan.
Pasangan yang diusung PDIP dan Hanura tersebut dilaporkan meraih 2.183.577 suara atau 50,07 persen. Dengan perolehan ini, Pramono-Rano diproyeksikan unggul dalam Pilgub Jakarta 2024.
Meski demikian, pengawasan terhadap proses pemilu tetap menjadi perhatian utama untuk memastikan transparansi dan menghindari konflik di Ibu Kota.***
