DJADIN MEDIA– Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana untuk menghidupkan kembali program transmigrasi, dengan mengalokasikan lahan seluas 564.000 hektare sebagai bagian dari langkah strategis untuk mendorong pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa.
Menurut Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), lahan yang dialokasikan untuk program transmigrasi ini berasal dari tanah terindikasi terlantar, dengan total luas mencapai 854.662 hektare. “Untuk transmigrasi, ada 564.000 hektare yang akan dipakai dari lahan terlantar,” ujar Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.
Lahan-lahan yang menjadi target transmigrasi mayoritas terletak di luar Jawa, dengan Kalimantan Timur menjadi daerah dengan potensi terbesar, yakni lebih dari 250.000 hektare tanah terindikasi terlantar. Selain Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Riau, dan Sulawesi Selatan juga memiliki potensi besar untuk mendukung program transmigrasi ini.
Program transmigrasi ini merupakan bagian dari prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diharapkan bisa mencapai 8%. Sebelumnya, program ini telah dimulai dengan mentransmigrasikan 52 Kepala Keluarga (KK) ke wilayah Surabaya dan Semarang.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa ini adalah bagian dari visi Presiden Prabowo untuk membangun Indonesia dari desa dan wilayah terpencil. AHY menyatakan bahwa koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN akan dilakukan untuk memastikan ketersediaan lahan yang tepat guna menyukseskan program transmigrasi.
“Masalah tanah dan lahan, yang sering kali menjadi kendala utama, Insya Allah akan didukung sepenuhnya oleh Kementerian ATR/BPN,” tandasnya.***