• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Wednesday, July 2, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Politik

Presiden BEM Fisip Unair Menghadapi Intimidasi dan Ancaman Pasca Kritik terhadap Prabowo-Gibran

MeldabyMelda
October 29, 2024
in Politik
0
Prabowo Tanggapi Kritik Kabinet Gemuk: Negara Otoriter Bisa Jalan dengan 20 Menteri

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (24/4/2024). KPU resmi menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

DJADIN MEDIA– Tuffahati Ullayyah Bachtiar, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair), mengungkapkan bahwa dirinya menerima intimidasi dan ancaman setelah mengkritik pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melalui karangan bunga.

Tuffa melaporkan bahwa ancaman yang diterimanya datang dalam berbagai bentuk, termasuk panggilan telepon dari nomor tidak dikenal, video call, dan pesan melalui berbagai platform media sosial. “Saya mendapatkan intimidasi dari beberapa orang tidak dikenal, baik melalui telepon, video call, spam chat, dan DM di Instagram,” ujarnya.

Menurutnya, sebagian besar pesan yang diterima memiliki narasi yang serupa, yakni mengagungkan keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengandung ancaman serta doa yang tidak baik. “Narasi yang mereka bawa kurang lebih sama, glorifikasi program Jokowi, diikuti dengan ancaman dan ucapan doa yang tidak baik,” imbuh Tuffa.

Salah satu pesan intimidasi yang diterimanya berbunyi, “Seandainya orang tua Anda yang menjadi presiden lalu diberi umpatan bajingan-bajingan, apakah Anda terima? Saya malu loh sekelas UNAIR mahasiswanya, apa tidak diajarkan sopan santun dalam berbicara?” Pesan lainnya juga menekankan pencapaian Jokowi dalam 10 tahun masa kepemimpinannya, seperti pembangunan infrastruktur dan program BPJS.

Tuffa mencatat bahwa dirinya menerima ancaman dari empat hingga lima nomor yang berbeda melalui WhatsApp. Intimidasi ini juga mencakup serangan personal, dengan komentar yang ditinggalkan secara terbuka di media sosial. “Banyak sekali yang menyerang secara personal, baik di Instagram maupun platform lainnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Tuffa menyatakan bahwa intimidasi ini tidak hanya ditujukan kepadanya, tetapi juga dialami oleh sejumlah pengurus BEM FISIP lainnya. “Saya belum bisa memetakan secara pasti, tetapi kurang lebih ada lima orang yang melapor menerima intimidasi. Semua pengurus BEM,” jelasnya.

Meskipun menghadapi ancaman, Tuffa menegaskan bahwa ia tidak merasa takut. Ia berencana berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk mengetahui langkah hukum yang bisa diambil. “Saya akan berkonsultasi dengan LBH untuk menindaklanjuti dan meminta saran mengenai tindakan yang perlu saya lakukan berikutnya,” ungkapnya.

Seperti diketahui, BEM FISIP Unair sebelumnya dibekukan oleh dekanat kampus setelah memasang karangan bunga bernada satire yang mengkritik pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada 22 Oktober lalu. Karangan bunga tersebut berisi tulisan, “Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi.”

Dalam surat pembekuan yang ditandatangani oleh Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyanto, alasan pembekuan adalah karena penggunaan diksi “bajingan” dalam karangan bunga tersebut yang dianggap tidak mencerminkan etika mahasiswa. “Ucapan selamat tersebut bukanlah bentuk satire, tetapi sudah masuk dalam kategori hate speech,” tegas Bagong saat diwawancarai di Kampus B Unair, Surabaya, pada 28 Oktober.

Namun, setelah pertemuan dengan Tuffa dan pengurus BEM FISIP, Bagong akhirnya mencabut pembekuan tersebut. “Kami sudah berbicara dari hati ke hati, dan hari ini juga dekanat akan mencabut SK pembekuan kepengurusan BEM FISIP Unair,” ujarnya.***

Source: MELDA
Tags: dan Ancaman Pasca KritikFisip UnairMenghadapi IntimidasiPresiden BEMterhadap Prabowo-Gibran
Previous Post

Debat Perdana Pilgub Sulsel Diwarnai Insiden Pelemparan Batu kepada Cagub Danny Pomanto

Next Post

Megawati Soekarnoputri: “Saya adalah Orang Paling Disadap di Indonesia”

Next Post
Megawati Soekarnoputri: “Saya adalah Orang Paling Disadap di Indonesia”

Megawati Soekarnoputri: "Saya adalah Orang Paling Disadap di Indonesia"

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In