DJADIN MEDIA– Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang tergabung dalam Projo, sedang mempertimbangkan untuk bertransformasi menjadi partai politik setelah masa jabatan Jokowi berakhir.
Bendahara Umum Projo, Panel Barus, menegaskan bahwa organisasinya membuka kemungkinan perubahan, baik dalam bentuk organisasi maupun strategi perjuangan. “Keputusan untuk menjadi partai atau tidak sangat tergantung pada keinginan rakyat. Selain itu, setiap transformasi yang terjadi di Projo akan dibahas dalam forum kongres, yang merupakan mekanisme pengambilan keputusan tertinggi,” ungkapnya.
Panel juga menekankan bahwa perubahan tersebut tidak bisa ditentukan oleh satu orang saja. “Kita harus berbicara dan berdiskusi secara kolektif dalam kongres,” katanya.
Satu pertimbangan penting dalam proses ini adalah popularitas Jokowi di kalangan rakyat, meskipun ia sudah tidak lagi menjabat. Panel mengungkapkan, “Fakta bahwa Jokowi masih disukai oleh rakyat adalah pertimbangan penting.”
Kongres III Projo direncanakan akan digelar pada Desember 2024, namun lokasi pelaksanaannya belum ditentukan. “Kami akan mengangkat tema transformasi Projo dalam kongres ini,” ujarnya.
Panel juga menegaskan bahwa Projo akan berkonsultasi dengan Jokowi sebelum kongres, dan akan meminta arahan dari Presiden Prabowo Subianto. “Jokowi adalah ketua dewan pembina Projo, yang tercatat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kami. Kami tentu akan meminta nasihat dari beliau serta arahan dari Presiden Prabowo,” jelasnya.
“Isu utama dalam Kongres III Projo adalah transformasi. Kami mungkin akan mengubah bentuk organisasi, strategi, dan taktik. Hal ini wajar, mengingat situasi, objektif, dan tantangan yang dihadapi organisasi terus berubah dari kongres satu hingga kongres tiga,” tambahnya.
Sebelumnya, Jokowi juga menyampaikan pendapatnya tentang kemungkinan Projo berubah menjadi partai. “Ya, terserah Projo,” kata Jokowi, menegaskan bahwa keputusan ada di tangan organisasi tersebut.***