DJADIN MEDIA– Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, secara tegas menolak wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU). Ia menilai langkah ini berisiko besar memecah belah organisasi NU yang selama ini menjadi salah satu pilar kebangsaan.
“Saya tidak setuju dengan wacana maupun gerakan Muktamar Luar Biasa NU. Apa pun motif dan tujuan yang diusung, ini hanya akan memecah belah NU,” ujar Yenny dalam keterangannya.
Menurut Yenny, wacana MLB yang terus berkembang hanya akan membuat gusar para pengurus dan warga NU di berbagai tingkatan. Ia menilai gerakan ini tidak mempertimbangkan dampak nyata bagi umat, khususnya di akar rumput.
“Yang terjadi, kasihan umat di bawah. Mereka akan bingung melihat para elit NU saling bertengkar, bahkan saling menjatuhkan,” tambahnya.
Yenny berharap pihak-pihak yang menggagas MLB NU segera mengurungkan niatnya. Jika ada permasalahan di tubuh NU, ia mendorong agar hal itu diselesaikan melalui musyawarah bersama untuk mencari solusi terbaik.
Ia juga mengingatkan bahwa kondisi ini rawan dimanfaatkan oleh pihak-pihak luar yang memiliki agenda tertentu, yang justru bisa memperburuk situasi internal NU.
“Jangan sampai NU disusupi kepentingan dari luar, apalagi kepentingan politik sempit. Tolong jaga karomah NU, karomah para kiai. Semua pihak harus menahan diri agar NU tidak terpuruk lebih jauh,” tegas Yenny.
Agenda MLB NU dan Pra-MLB
Wacana MLB NU terus bergulir, dengan rencana pelaksanaan pada Januari 2025. Meski lokasi belum ditentukan, beberapa daerah seperti Surabaya, Bangkalan, atau Cirebon disebut menjadi kandidat tempat penyelenggaraan.
Forum Pra-MLB telah digelar di Surabaya hingga Jombang pada 17-21 Desember 2024. Dalam forum tersebut, muncul beberapa usulan, termasuk desakan agar Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mundur dari jabatannya.
Ketua Panitia Pelaksana Pra-MLB NU, Mas Maftuh, menyebut forum juga telah menyusun nama-nama calon anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) serta kandidat Ketua Umum PBNU baru.
“Beberapa nama dari internal PBNU saat ini, serta Ketua PWNU dan kader NU yang memiliki kualitas keilmuan dan pengalaman organisasi, masuk dalam daftar calon Ketua Umum PBNU. Namun, Ketua Umum PBNU saat ini dikecualikan,” ungkap Maftuh.
MLB NU menjadi polemik besar di kalangan NU, dengan berbagai pihak menyerukan agar langkah ini tidak berlanjut demi menjaga persatuan dan soliditas organisasi.***