DJADIN MEDIA — Pepatah “jangan mendahului takdir” terbukti benar dalam Pilkada Lampung Tengah (Lamteng) 2024. Sebelumnya, Musa Ahmad mengklaim didukung penuh oleh KIM Plus, namun hasil akhir membuktikan sebaliknya. Ardito Wijaya, yang nyaris tak diunggulkan dalam survei, justru meraih kemenangan telak, sementara Musa Ahmad harus puas dengan kekalahan.
Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Ardito-Komang berhasil meraih 69,01 persen suara, sementara pasangan Musa Ahmad dan Ahsan Saad Said hanya memperoleh 30,99 persen. Selisih yang cukup jauh ini menunjukkan betapa sulitnya bagi Musa untuk mengejar laju elektabilitas Ardito yang terus meroket.
Musa dan Ardito sebenarnya merupakan petahana, dengan Musa menjabat sebagai Bupati dan Ardito sebagai Wakil Bupati. Namun, menjelang pilkada, hubungan keduanya retak. Musa, yang juga Ketua Golkar Lamteng, berusaha menggandeng semua partai dalam koalisi KIM Plus untuk mendukungnya, sementara Ardito, yang juga Ketua PKB Lamteng, sempat ditinggalkan oleh partainya sendiri. Namun, pada menit-menit terakhir, PDIP membuka jalan bagi Ardito untuk maju, mengusungnya dengan Komang Koheri sebagai pasangannya.
Selama masa kampanye, banyak survei menempatkan Ardito-Komang di posisi kedua, jauh di bawah pasangan Musa-As’ad. Namun, pasangan ini tetap konsisten menyuarakan visi mereka untuk membawa Lamteng ke arah yang lebih baik, mengedepankan perubahan yang dibutuhkan masyarakat.
Di sisi lain, meskipun Musa Ahmad sempat unggul dalam elektabilitas, berbagai isu pribadi dan masalah internal yang dihadapi Musa, seperti perceraian dan penurunan ekonomi daerah, semakin memperburuk citranya. Masyarakat Lamteng mulai menginginkan perubahan, terutama terkait infrastruktur yang rusak dan harga komoditas pertanian yang merosot.
Kampanye populis yang dibawa oleh Ardito-Komang tampaknya berhasil menyentuh hati masyarakat Lamteng. Selain itu, kekerabatan dan kedekatan Komang Koheri dengan warga setempat turut memperkuat dukungan terhadap pasangan ini.
Kemenangan Ardito-Komang menunjukkan bahwa meskipun KIM Plus memiliki kekuatan besar, figur Musa Ahmad gagal menarik simpati publik Lamteng, yang lebih memilih perubahan melalui sosok yang dianggap lebih dekat dengan mereka.***