DJADIN MEDIA— Atap Hijau Nusantara (AHN), sebuah lembaga konservasi lingkungan hidup, bersama Dewan Rakyat Lampung (DRL) menggelar penyuluhan pertanian di Desa Bogorejo, Pesawaran, Sabtu (31/8/2024). Kegiatan ini berfokus pada pendidikan ekologi tanah dan air, serta pelatihan pembuatan pupuk organik bagi kelompok tani setempat.
Direktur AHN, Penta Peturun, menyampaikan bahwa penyuluhan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia dan mendorong mereka untuk memproduksi pupuk organik sendiri, baik dalam bentuk padat maupun cair. “Kami berharap para petani dapat mandiri dalam pembuatan pupuk organik. Dengan demikian, ketergantungan terhadap pupuk kimia bisa dihentikan,” ujarnya.
Penta menambahkan, pelatihan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola ekologi tanah dan air, tetapi juga mendukung upaya konservasi lingkungan yang lebih ramah. “Kami ingin mencapai tujuan akhir, yaitu petani pintar dan sejahtera,” tegasnya.
Sekretaris Jenderal DRL, Dicko Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh 30 petani yang sebagian besar mengandalkan hidup dari bercocok tanam di ladang dan kawasan hutan. Menurutnya, penting bagi petani untuk memahami pengelolaan lahan yang berkelanjutan agar mereka dapat terus memanfaatkan tanah tanpa merusaknya.
Pelatihan ini juga menghadirkan Ir. Joko Pitoyo, MSc, ahli mikrobiologi yang berperan sebagai pembina Penyuluh Pertanian Lahan (PPL-AHN). Lulusan Politeknik Negeri Lampung dan Magister Mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memaparkan konsep ekologi tanah, biopori, dan mempraktikkan pembuatan pupuk organik berbasis multimikroba dengan pendekatan Biologi Quantum.
“Pengembangan mikroba dengan dukungan teknologi gelombang quantum yang tergabung dalam formula Bio Astral adalah upaya kami untuk memperbaiki kualitas tanah serta meningkatkan kesejahteraan petani,” jelas Joko.
Lebih lanjut, Joko menegaskan bahwa penggunaan pupuk kimia tidak hanya berdampak negatif pada tanaman, tetapi juga pada tanah dan kesehatan manusia yang mengonsumsi hasil pertanian tersebut. “Oleh karena itu, AHN mengajak para petani untuk beralih ke pertanian organik dan meninggalkan pupuk kimia,” tutup Penta Peturun.***