• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Tuesday, July 1, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Politik

BPS Gunakan Standar Lama, Penurunan Angka Kemiskinan Era Jokowi Terus Berlanjut

Fatih KesumabyFatih Kesuma
September 3, 2024
in Politik
0
BPS Gunakan Standar Lama, Penurunan Angka Kemiskinan Era Jokowi Terus Berlanjut

DJADIN MEDIA— Badan Pusat Statistik (BPS) masih menggunakan standar lama dalam menghitung angka kemiskinan, yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan di era Presiden Joko Widodo. Hal ini diakui oleh Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, yang menyebut bahwa metode pengukuran kemiskinan ekstrem masih merujuk pada standar lama World Bank sebesar US$1,9 per kapita per hari.

Sementara itu, World Bank telah memperbarui standar garis kemiskinan ekstrem dengan angka pendapatan baru sebesar US$3,2 per kapita per hari, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) 2017 yang menggantikan PPP 2011. Perubahan ini telah diterapkan sejak tahun 2022.

Menurut Amalia, BPS masih menggunakan standar lama untuk memastikan perbandingan historis data kemiskinan tetap konsisten. “Kami mempertahankan angka US$1,9 untuk menjaga keseragaman dalam perbandingan historis,” jelasnya.

Amalia juga menambahkan bahwa saat ini belum ada rencana untuk mengubah metodologi pengukuran kemiskinan ekstrem sesuai dengan standar baru Bank Dunia. “Kami akan membahas perubahan ini lebih lanjut. Saat ini, proses metodologi pengukuran kemiskinan yang baru masih berjalan,” katanya.

Dengan menggunakan standar lama, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,83 persen dari total penduduk, menurun dari 1,12 persen pada Maret 2023.

Namun, Wakil Ketua Komisi XI DPR, Dolfie Othniel Frederic Palit, menyoroti potensi kesalahan dalam metodologi ini. Menurutnya, standar lama dapat memberikan gambaran yang menyesatkan, dengan kemungkinan kelas menengah atau atas sebenarnya termasuk dalam kategori kelas bawah karena penghitungan menggunakan standar yang rendah.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengungkapkan kekhawatirannya terkait hal ini dalam acara World Bank’s Indonesia Poverty Assessment. “Jika Anda menggunakan standar kemiskinan ekstrem yang lama, seperti US$1,9, Anda mungkin akan melihat penurunan yang signifikan dalam angka kemiskinan ekstrem. Namun, jika menggunakan standar US$3,2, kita mungkin melihat angka kemiskinan ekstrem mencapai 40 persen,” jelas Sri Mulyani.***

Tags: AngkaKemiskinanBPSKemiskinanJokowiKemiskinanEkstremMetodologiBPSPengukuranKemiskinanPovertyAssessmentSriMulyaniStandarLamaWorldBank
Previous Post

Hari Ini DKPP Putuskan Nasib Komisioner KPU Bandar Lampung, Fery Triatmojo

Next Post

Taruhan Politik dalam Pilkada Serentak 2024: Pemerintahan Baru dan Pengaruh Jokowi

Next Post
Koalisi Parpol Non-Parlemen Tubaba Beralih Dukungan ke Surya Jaya Rades

Taruhan Politik dalam Pilkada Serentak 2024: Pemerintahan Baru dan Pengaruh Jokowi

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In