DJADIN MEDIA – Ketegangan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin memuncak. Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan bahwa ia akan segera mengundang Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, untuk membahas isu-isu terkait PKB.
Pernyataan ini disampaikan Gus Yahya setelah menerima mandat dari Rais Aam PBNU, K.H. Miftachul Ahyar, yang dikenal sebagai Mandat Tebuireng. Mandat tersebut bertujuan untuk memperbaiki struktur dan arah kebijakan PKB.
“Kami akan segera mengundang Pak Muhaimin Iskandar untuk berbicara dengan K.H. Anwar Iskandar dan K.H. Amin Said Husni. Kami ingin mendiskusikan mandat dari Rais Aam PBNU terkait pembenahan PKB,” ujar Gus Yahya saat ditemui di kediaman Rais Aam di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya.
Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak bermaksud mencampuri urusan politik PKB, melainkan ingin memastikan bahwa PKB kembali pada desain awalnya yang telah dijanjikan oleh ormas tersebut.
“PBNU tidak akan campur tangan dalam politik praktis PKB, tetapi kami ingin memastikan perbaikan-perbaikan di PKB sehingga sesuai dengan desain awal,” jelas Gus Yahya.
Dia juga menambahkan bahwa perubahan signifikan dalam struktur PKB, seperti penghapusan kewenangan Dewan Syuro, menunjukkan ketidaksesuaian dengan desain awal yang direncanakan saat PKB didirikan.
“Kami ingin mengartikulasikan kepentingan kiai dan warga NU yang merupakan konstituen PKB. Jika PKB menolak, maka mereka harus siap menghadapi risiko politiknya,” tegasnya.
Mandat Tebuireng, yang disepakati oleh ratusan kiai di Pesantren Tebuireng, Jombang, meminta PBNU untuk segera melakukan perbaikan dalam kepemimpinan PKB yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun, sejak Muhaimin Iskandar memimpin partai tersebut.***