DJADIN MEDIA– Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Adian Napitupulu, mengonfirmasi adanya komunikasi antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Prabowo Subianto setelah penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Adian, komunikasi politik merupakan hal yang wajar bagi partai politik, termasuk PDIP.
“Iya dong, pasti kita lakukan komunikasi politik ke segala arah,” ujarnya.
Namun, ia membantah anggapan bahwa komunikasi tersebut bertujuan untuk melobi agar Hasto lepas dari jerat hukum. Adian menegaskan bahwa PDIP hanya ingin diperlakukan secara adil dalam proses hukum yang berjalan.
PDIP Tak Lagi Fokus pada Kekuasaan
Adian menegaskan bahwa partainya sudah tidak berambisi mengejar kekuasaan dan perdebatan soal kursi pemerintahan sudah selesai di internal PDIP.
“Persoalan kursi sudah selesai di kepala kami. Yang kami perjuangkan sekarang adalah keadilan. Itu yang dulu membuat para pejuang kemerdekaan rela berperang,” tegasnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa PDIP tengah menempuh berbagai langkah dalam menghadapi kasus hukum Hasto. Selain upaya litigasi, partai juga melakukan pendekatan non-litigasi melalui jalur komunikasi politik.
Hubungan Megawati dan Prabowo
Adian juga menegaskan bahwa Megawati memiliki hubungan yang baik dengan Prabowo, terlepas dari perbedaan politik di masa lalu.
“Mau setuju atau tidak setuju, PDIP sudah menerima Prabowo sebagai presiden,” katanya.
Ia menambahkan, dalam konteks kasus ini, Megawati berbicara dengan Prabowo dari hati ke hati sebagai sesama pemimpin.
“Saya ini ketua umum, loh. Anak buah saya diperlakukan tidak adil,” kata Adian menirukan sikap Megawati.
Kasus Hasto dan Dugaan Suap PAW DPR
Hasto Kristiyanto dan advokat PDIP, Donny Tri Istiqomah, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada akhir tahun lalu.
Keduanya diduga terlibat dalam kasus suap kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024 untuk Harun Masiku, yang hingga kini masih buron.***