DJADIN MEDIA– Kepolisian Lampung Selatan mengonfirmasi bahwa kebakaran minibus yang terjadi di depan SMA Kebangsaan, Lamsel, tidak melibatkan sembako milik menantu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Egi Radityo Pratama.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin menjelaskan bahwa kendaraan yang terbakar adalah Suzuki Carry berwarna kuning dengan nomor polisi BE 2459 DU. “Kebakaran terjadi pada sebuah kendaraan angkot Suzuki Carry dengan nomor polisi BE 2459 DU di depan pintu keluar SMA Kebangsaan, Desa Pisang, Kecamatan Penengahan,” ungkap AKBP Yusriandi.
Menurut keterangan Kapolres, kendaraan tersebut dimiliki oleh Raden Ali (49), seorang warga Desa Maja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Raden Ali dan sebelas penumpang lainnya baru saja menyelesaikan acara pertemuan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ketika insiden terjadi. “Ketika hendak pulang, kendaraan mengalami korsleting pada bagian depan kiri kap mesin, menyebabkan percikan api dan ledakan,” jelas AKBP Yusriandi.
Api cepat menyebar dan menghanguskan kendaraan tersebut. Di dalam mobil terdapat sekitar 130 botol minyak goreng kemasan plastik ukuran 1 liter. Beruntung, kejadian ini hanya mengakibatkan tiga orang mengalami luka ringan tanpa korban jiwa.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa minibus tersebut merupakan kendaraan logistik milik menantu Zulkifli Hasan dan mengangkut minyak goreng untuk kampanye senilai Rp 2 miliar yang juga terbakar. Namun, Sekretaris PAN Lampung Hazizi membantah berita tersebut, menyatakan bahwa kendaraan itu disewa untuk mengangkut relawan setelah rapat koordinasi untuk kampanye Egi-Syaiful.
“Beberapa relawan menyewa mobil Carry yang kondisinya sudah tua. Mobil tersebut mogok dan kemudian terbakar. Beberapa orang mengalami luka ringan,” kata Hazizi pada Jumat (6/9).
Hazizi juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan kepada korban. “Saya telah mengunjungi puskesmas tempat korban dirawat dan memberikan bantuan Rp 1 juta per orang serta Rp 5 juta untuk pemilik mobil,” tambahnya.
Menanggapi rumor yang berkembang, Hazizi menegaskan bahwa berita tentang kerugian Rp 2 miliar tidak benar. “Hanya ada kaos-kaos yang bisa diamankan sebelum kebakaran. Berita yang berkembang sangat beragam, dan kami kewalahan menanggapi pertanyaan wartawan,” tutupnya.***