DJADIN MEDIA—Partai Golkar menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian dan potensi konflik internal setelah mengajukan tiga nama kader sebagai pendamping Rahmat Mirzani Djausal (RMD) untuk Pilgub Lampung. Padahal, sebelumnya DPP Golkar sudah merekomendasikan Arinal Djunaidi sebagai calon pendamping RMD.
Ketiga nama kader yang diusulkan adalah Abi Hasan Muan, Hanan A. Rozak, dan Ririn Kuswantari. Pengusulan ini bisa memicu perpecahan di tubuh Golkar Lampung, mengingat keputusan ini menimbulkan dua pilihan berbeda di kalangan kader dan simpatisan partai.
Pergeseran posisi ini memberi kesan bahwa Golkar tidak sepenuhnya mendukung Arinal Djunaidi sebagai pendamping RMD. Banyak spekulasi bahwa keputusan ini mungkin berhubungan dengan dinamika politik di tingkat elit Golkar, khususnya terkait dengan Koalisi Indonesia Maju.
Kedekatan Golkar dan Gerindra: Diketahui bahwa Golkar dan Gerindra memiliki ‘kesepakatan tidak tertulis’ mengenai calon kandidat di berbagai provinsi strategis. Ada kabar bahwa dua nama yang diusulkan Golkar untuk mendampingi RMD mungkin hanya sebagai ‘pemanis’, dengan Hanan A. Rozak dianggap sebagai kandidat yang lebih potensial.
Peningkatan eksposur Hanan A. Rozak di berbagai titik di Kota Bandar Lampung menguatkan spekulasi ini. Di sisi lain, Ririn Kuswantari, yang sebelumnya direkomendasikan untuk maju sebagai calon bupati Pringsewu, dianggap lebih potensial di Pilkada Pringsewu dibandingkan sebagai pendamping RMD. Sementara Abi Hasan Muan, Ketua KAHMI Lampung, dinilai memiliki peluang keterpilihan yang rendah, karena namanya tidak muncul dalam survei kandidat.
Ketegangan dalam Koalisi: Penambahan nama-nama kandidat ini berpotensi membuat posisi RMD semakin tertekan. Selain itu, perpecahan dalam koalisi partai pendukung RMD mungkin semakin meruncing.
Sebelumnya, RMD dikabarkan akan berpasangan dengan Jihan, yang merupakan hasil rekomendasi PKB. Belakangan muncul nama Agus Istiqlal, yang dilaporkan telah mendapat dukungan dari Gerindra dan NasDem. Kehadiran Agus Istiqlal bahkan berimplikasi pada perubahan posisi Herman HN dari NasDem.
Perkembangan ini menunjukkan dinamika politik yang kompleks dan kemungkinan konflik internal dalam partai-partai pengusung RMD. ***