DJADIN MEDIA—Pasca penyerahan surat rekomendasi dari Partai Golkar, spekulasi mulai mencuat mengenai kemungkinan Eva Dwiana berpindah ke Golkar. Sebelumnya, Eva, yang sempat digadang-gadang akan pindah dari PDIP ke Gerindra, kini dikabarkan bakal bergeser ke Golkar setelah Gerindra menetapkan Reihana sebagai kandidat.
Sikap Eva Dwiana yang dinilai tidak konsisten ini menimbulkan berbagai komentar negatif. Eva, yang selama ini dikenal sebagai kader setia PDIP—mulai dari masa keanggotaannya di DPRD Lampung hingga sebagai calon wali kota Bandar Lampung—dinilai telah mengabaikan kontribusi partai yang membesarkannya.
Evaluasi PDIP terhadap Eva semakin tajam setelah diketahui bahwa ia tidak memberikan kontribusi berarti pada pemilu legislatif lalu. Bahkan, Eva memilih mendukung calon DPR RI dari NasDem, yang tak lain adalah putrinya sendiri.
Di sisi lain, performa Eva sebagai Wali Kota Bandar Lampung juga menjadi sorotan. Masalah infrastruktur rusak dan insiden jatuhnya pekerja penerangan jalan yang menewaskan satu korban dan melukai lainnya, mengundang kritik keras dari netizen dan menilai Pemkot Bandar Lampung lalai dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Tak hanya itu, banyak abdi negara di Bandar Lampung yang belum menerima gaji ke-13 dan tambahan penghasilan (Tamsil) dari APBN, yang seharusnya sudah dibayarkan. Hal ini bahkan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada laporan hasil pemeriksaan awal Mei 2024, yang mencatat sebanyak 3.878 guru tidak menerima tunjangan tersebut dengan total nilai mencapai Rp9,8 miliar.
Dalam perkembangan terbaru, Kejaksaan Agung mulai mengusut dugaan penyalahgunaan APBD Bandar Lampung tahun 2023, dengan Eva Dwiana, Sekda, dan sejumlah pejabat kota Bandar Lampung menjadi sasaran pemeriksaan.***