DJADIN MEDIA—Inflasi di Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 2,16 persen (year-on-year) pada bulan September 2024. Menanggapi situasi ini, Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, berkomitmen untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Dalam rapat terkait, Samsudin mengungkapkan bahwa Lampung menempati peringkat ke-11 dari 10 provinsi dengan inflasi tertinggi secara nasional. Data menunjukkan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) di Lampung pada bulan September sebesar 0,05 persen, sedangkan year-on-year (yoy) mencapai 2,16 persen. Angka inflasi tahunan ini merupakan yang terendah dibandingkan delapan bulan terakhir di tahun 2024.
“Untuk menghadapi tantangan ini, kami akan melakukan beberapa terobosan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Salah satunya adalah intervensi subsidi terhadap barang dan bahan yang mengalami kenaikan harga,” ujar Samsudin.
Ia juga menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur jalan guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam transaksi jual beli masyarakat. “Kualitas infrastruktur jalan terus kita tingkatkan untuk mendukung keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam berbelanja,” tambahnya.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan bahwa inflasi year-on-year dari September 2024 dibandingkan Agustus 2023 tercatat sebesar 1,84 persen. Sedangkan inflasi month-on-month mengalami deflasi sebesar -0,12 persen.
Tito menekankan bahwa angka inflasi saat ini merupakan yang terendah dalam sejarah pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, bahkan mungkin sejak kemerdekaan Indonesia. “Data inflasi nasional menunjukkan tren yang signifikan. Pada November 2009, rata-rata inflasi mencapai 9,09 persen. Angka tersebut menurun menjadi rata-rata 2,84 persen dalam periode 2019-2024,” ungkap Tito.***