DJADIN MEDIA – Ketegangan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin memanas, memicu reaksi dari organisasi sayap NU, GP Ansor dan Pagar Nusa. Kedua organisasi ini berencana menggelar apel kesetiaan sebagai bentuk dukungan kepada PBNU.
Ketua PBNU, Umarsyah, mengungkapkan bahwa apel tersebut akan diikuti oleh ratusan ribu anggota dari kedua Badan Otonom (Banom) PBNU. Menurutnya, kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan dari Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, sebagai respons terhadap narasi negatif yang muncul akibat konflik PKB-PBNU.
“Teman-teman Ansor dan Pagar Nusa telah memahami arahan kami dan siap melakukan kegiatan bersama. Apel Kesetiaan ini akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat,” ujar Umarsyah dalam konferensi pers di Jakarta.
“Rencana awal kami adalah mengumpulkan sebanyak mungkin anggota, dan kami sedang membahas detailnya. Namun, jumlah pastinya akan disesuaikan dengan kebutuhan,” tambahnya.
Apel tersebut diharapkan dapat menunjukkan komitmen ratusan ribu anggota GP Ansor dan Pagar Nusa untuk mendukung PBNU dan menunggu arahan lebih lanjut terkait konflik yang sedang berlangsung. Umarsyah menegaskan bahwa PBNU tetap mengutamakan dialog dan upaya damai tanpa tindakan kekerasan.
“Jika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu, kami siap menghadapi situasi tersebut dengan koordinasi penuh dari PBNU, dan tidak akan melakukan tindakan di luar kendali,” jelas Umarsyah.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharuddin, menegaskan kesiapan anggotanya untuk mengikuti perintah PBNU dan melindungi organisasi tersebut. “Kami akan mempersiapkan apel kesetiaan untuk mendukung apapun yang diperintahkan PBNU dan para kiai. Kami menunggu jadwal pelaksanaannya,” kata Addin
Sementara itu, Ketua Umum Pagar Nusa, Nabil Harun, menyebut apel kesetiaan sebagai bentuk loyalitas terhadap PBNU. “Apel ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa kami, Pagar Nusa dan Ansor, tetap satu komando di bawah perintah PBNU dan tidak akan terpengaruh oleh narasi-narasi yang melemahkan,” ucap Nabil.
Konflik antara PKB dan PBNU telah memicu ketegangan, bahkan hingga melibatkan laporan ke pihak kepolisian. Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mengklaim mendapatkan ‘mandat Tebuireng’ dari para kiai NU untuk mengembalikan PKB sesuai khittah. Terbaru, Gus Yahya juga telah bertemu Presiden Jokowi untuk membahas konflik ini.
Di sisi lain, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa PKB dan PBNU memiliki landasan hukum yang berbeda, sehingga keduanya tidak dapat saling mengintervensi.***