DJADIN MEDIA— Menjelang Pilkada mendatang, gerakan memilih kotak kosong semakin menguat di beberapa daerah di Lampung. Hal ini disebabkan oleh minimnya keikutsertaan kandidat yang memenuhi syarat, serta masalah internal partai politik yang menyebabkan kekurangan calon yang layak.
Di Lampung, terdapat empat daerah yang diperkirakan akan menghadapi tantangan besar, yaitu Lampung Timur, Pesawaran, Lampung Barat, dan Kota Metro.
Lampung Timur menjadi salah satu daerah di mana opsi memilih kotak kosong tampak paling realistis. Hal ini disebabkan oleh monopoli rekomendasi dari Ketua PKB Lampung, Nunik, yang mendukung kandidat Ela. Masyarakat Lamtim yang menginginkan alternatif lain seperti Dawam, yang dikenal dengan tingkat elektabilitas tinggi, berharap agar Dawam dapat maju melawan Ela. Sementara itu, gerakan untuk memilih kotak kosong di Lamtim semakin kencang dengan sejumlah aktivis yang aktif mengkampanyekan pilihan ini.
Pesawaran juga menghadapi situasi serupa. Aries Sandi, calon yang sudah menyatakan niat maju, terhambat oleh dominasi rekomendasi yang diterima pasangan Nanda-Antonius. Pasangan ini telah mengumpulkan dukungan dari berbagai partai seperti PDIP, Gerindra, PKB, PAN, PKS, dan NasDem, meninggalkan hanya tiga partai—Golkar, Demokrat, dan PPP—yang belum memberikan rekomendasi. Untuk bisa maju, Aries Sandi memerlukan dukungan dari ketiga parpol tersebut, namun peluangnya tampak kecil mengingat potensi Golkar untuk mengalihkan dukungan kepada Nanda-Antonius.
Di Lampung Barat, petahana Parosil Mabsus tampaknya akan melenggang tanpa lawan yang berarti di Pilkada 2024. Kandidat pesaingnya, mantan Bupati I Wayan Dirpha, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dukungan, termasuk dari partai Demokrat. Parosil telah mengantongi dukungan dari lima parpol—PDIP, NasDem, PKS, PKB, dan PAN—sementara Demokrat, Golkar, dan Gerindra masih belum memberikan dukungan. Jika Golkar dan Gerindra bergabung dalam koalisi Parosil, Demokrat, yang hanya memiliki lima kursi DPRD, tidak akan mampu mengusung kandidat sendiri.
Terakhir, di Kota Metro petahana Wahdi Sirajudin hampir pasti akan melawan kotak kosong, meski gerakan Asal Bukan Wahdi (ABW) semakin santer. Dua kandidat potensial, Tondi Muammar Gadafi Nasution dan Bambang Iman Santoso, belum memberikan kepastian, meskipun keduanya telah mengantongi rekomendasi dari partai mereka.
Situasi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi banyak daerah dalam Pilkada kali ini, di mana kotak kosong menjadi opsi yang semakin realistis untuk dihadapi.***