DJADIN MEDIA— Di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, puluhan kiai pengasuh pondok pesantren dan pengurus PBNU berkumpul untuk mendesak PBNU agar segera menyelaraskan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan prinsip dan marwah NU. Pertemuan ini juga menggarisbawahi perlunya langkah strategis dari PBNU terhadap PKB.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh tim Panitia Khusus (Pansus) PKB yang dibentuk oleh PBNU, yang terdiri dari Anwar Iskandar dan Amin Said Husni. Anwar Iskandar menjelaskan bahwa ada dua kesepakatan utama dalam pertemuan ini. Pertama, para kiai sepakat bahwa PBNU dan PKB memiliki hubungan yang mendalam secara ideologis, historis, politis, organisatoris, dan kultural.
Anwar melanjutkan, keputusan ini diambil karena para kiai merasa bahwa PKB semakin menjauh dari prinsip-prinsip utama yang menjadi dasar pendiriannya. Amin Said Husni menambahkan bahwa struktur kepengurusan PKB, dari tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP) hingga ke bawah, seharusnya mencerminkan struktur di NU. Dia juga menuduh bahwa PKB telah melemahkan fungsi Dewan Syuro, yang seharusnya berperan sebagai penentu utama dalam partai.
“Ada rois syuriah di PKB yang disebut Dewan Syuro dan tanfidziyah di PKB yang disebut Dewan Tanfidz. Meskipun namanya mirip, fungsinya seharusnya hampir sama,” ujar Amin. Dia menambahkan bahwa dahulu calon ketua Dewan Tanfidz harus mendapatkan izin dari Dewan Syuro, namun kini ketua Dewan Tanfidz diangkat langsung oleh DPP.
Amin menekankan bahwa para kiai yang berkumpul di Tebuireng merasa PKB telah terlalu jauh meninggalkan NU. Mereka juga menyinggung pengorbanan para kiai NU yang rela menghadapi risiko besar untuk mendirikan PKB. “Dulu, saat kami membentuk PKB, kami menghadapi ancaman dari kader partai lain, tetapi kini seolah-olah PKB tidak lagi membutuhkan NU,” tambah Amin, seperti dikutip dari Antara.
Pertemuan di Pondok Pesantren Tebuireng dihadiri oleh berbagai tokoh NU, termasuk pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri, K.H. Anwar Manshur, dan pengasuh Pesantren Tebuireng, K.H. Abdul Hakim Mahfudz. Hadir pula para rais syuriah PCNU dan kiai pesantren dari berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menilai bahwa PBNU telah menyimpang dari khittah NU yang sebenarnya. “PBNU saat ini lebih banyak menyimpang dari khittah Nahdlatul Ulama,” kata Jazilul dalam diskusi mingguan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia yang bertajuk ‘UU Ormas dan UU Parpol Bisakah Saling Intervensi?’.***