DJADIN MEDIA—Warga Kecamatan Negerikaton mengungkapkan keprihatinan setelah menemukan ribuan banner dan kaos bergambar pasangan calon Nanda-Antonius di dalam sebuah mobil Toyota Rush (BE-2389-GQ) yang terparkir di dekat kantor kecamatan. Penemuan tersebut mengindikasikan bahwa Camat Negerikaton, Enggo Pratama, diduga tidak netral dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Aparat Bawaslu Pesawaran, disaksikan oleh polisi dan masyarakat setempat, membuka bagasi mobil tersebut dan menemukan bukti yang mendukung kecurigaan warga. Di dalamnya terdapat ribuan banner siap pasang dan karung berisi kaos dengan slogan pasangan calon yang dikenal sebagai “Cakep.”
Ketua AMP, Saprudin Tanjung, menyatakan, “Akhirnya, semua dugaan warga terbukti benar. Kami telah berhasil membuktikan di lapangan bahwa mobil tersebut membawa alat peraga kampanye (APK) pasangan nomor urut 2, Nanda Indira-Antonius.”
Tanjung menambahkan bahwa semua bukti ketidaknetralan Camat akan segera diserahkan kepada Bawaslu untuk diproses lebih lanjut. “Kami berharap agar proses ini segera ditindaklanjuti, agar tidak ada berita simpang siur di kemudian hari. Selain banner, ada juga kaos yang kami temukan,” ujarnya.
Bawaslu Kabupaten Pesawaran menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah cepat terkait temuan tersebut. “Kami mengapresiasi partisipasi masyarakat Pesawaran dalam mengawasi Pilkada. Terkait penemuan hari ini, kami akan menindaklanjutinya secepatnya. Semua barang bukti, termasuk kaos, banner, dan mobil, akan kami bawa untuk diproses,” tegas Ketua Bawaslu Kabupaten Pesawaran, Fatihunnajah.
Dia juga menambahkan bahwa Bawaslu akan bekerja sama dengan kejaksaan dan kepolisian dalam penanganan masalah tindak pidana pilkada. Mengenai mobil yang terlibat, camat mengakui bahwa itu adalah kendaraan sewaan yang digunakan untuk keperluan operasional.
“Mobil itu digunakan sehari-hari oleh camat untuk kegiatan dinas di kecamatan,” ungkap Fatihunnajah.
Diketahui, calon bupati nomor urut 2, Nanda Indira, merupakan istri dari Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona. Penemuan ini semakin menyoroti ketidaknetralan pejabat publik dalam pemilihan yang akan datang, dengan harapan agar pilkada di Pesawaran dapat berlangsung secara damai dan jujur.***