DJADIN MEDIA— Sebuah video yang viral menunjukkan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) memukul seorang mahasiswa yang nekat menerobos penjagaan demi berfoto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menanggapi video tersebut, Istana Kepresidenan memberikan klarifikasi dan bantahan terkait tuduhan pemukulan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Paspampres dan tidak ada tindakan pemukulan yang dilakukan oleh mereka. “Kami telah memastikan melalui koordinasi dengan teman-teman Paspampres bahwa tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh mereka,” ujar Yusuf.
Yusuf menjelaskan bahwa pengamanan Presiden Jokowi dibagi menjadi beberapa ring. Paspampres bertugas di Ring 1, sementara Ring 2 dan 3 dijaga oleh aparat TNI dan Polri dari wilayah setempat. “Kami akan memeriksa tim pengamanan wilayah terkait tuduhan pemukulan ini,” tambahnya.
Menurut Yusuf, Paspampres diharapkan untuk selalu waspada namun tetap bersikap humanis sesuai arahan Presiden Jokowi. “Presiden menginginkan agar Paspampres bersikap humanis kepada masyarakat. Kami meminta maaf atas kejadian ini dan berterima kasih kepada masyarakat yang antusias menyambut Bapak Presiden. Kami akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran,” jelas Yusuf.
Peristiwa ini terjadi saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Samarinda, Kalimantan Timur. Video yang diunggah oleh akun Instagram @terangmedia menunjukkan momen saat mahasiswa tersebut berhasil mendekati Jokowi untuk berfoto. Namun, setelah foto dan menerima kaos dari presiden, mahasiswa itu diminta menjauh. Seorang anggota Paspampres kemudian terlihat memperingatkan mahasiswa tersebut sebelum akhirnya melakukan pemukulan di bagian perut.
Dalam video tersebut, mahasiswa itu terlihat marah dan merasa tidak adil dengan perlakuan yang diterimanya. “Saya dipukul oleh pasukan presiden hanya karena ingin foto dengan presiden. Ini presiden Republik Indonesia dan presiden rakyat. Kenapa saya harus dipukul oleh Paspampres? Untung saya tidak mati,” keluh mahasiswa itu.
Kejadian ini memicu perdebatan publik tentang sikap Paspampres dan penanganan situasi di lapangan.***