DJADIN MEDIA– Presiden terpilih Prabowo Subianto menanggapi kritik mengenai kabinet pemerintahannya yang dianggap terlalu gemuk. Menurutnya, struktur kabinet yang besar adalah hal yang wajar mengingat Indonesia merupakan negara besar dengan beragam kepentingan.
Prabowo menjelaskan, jika Indonesia menjadi negara otoriter yang dikelola oleh satu partai, maka pemerintahan bisa berjalan dengan hanya 20 hingga 24 menteri. Namun, ia menekankan pentingnya merangkul semua pihak dan memastikan kabinetnya mewakili seluruh wilayah di tanah air.
“Kalau kita negara otoriter, hanya satu partai, ya bisa jalankan negara ini hanya dengan 20 menteri, 24 menteri,” ungkap Prabowo. “Tapi, saya harus merangkul semua kelompok, harus ada perwakilan dari Indonesia Timur, Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dari suku A, suku B. Harus mencerminkan Indonesia.”
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengungkapkan niatnya untuk tidak melihat ke belakang, melainkan fokus pada masa depan. Ia mengajak semua pihak untuk siap bersanding setelah bertanding. “Ini jangan hanya di lapangan olahraga. Ini harus menjadi budaya politik kita—bersaing, berbeda, bertanding, dan setelah itu, bekerjasama untuk rakyat Indonesia,” katanya.
Prabowo bertekad untuk merangkul semua elemen, meskipun itu berarti harus membentuk koalisi yang besar. Ia menyebutkan bahwa luas Indonesia hampir sama dengan Benua Eropa, dan mengingatkan bahwa negara kecil seperti Timor Leste, dengan populasi sekitar 1,3 juta jiwa, memiliki 28 kementerian.
“Dengan risiko apa pun, saya akan menjalankan tekad ini, karena saya ingin membentuk pemerintahan persatuan nasional yang kuat. Jadi, mau tidak mau koalisinya besar. Jika nanti dibilang kabinet Prabowo itu gemuk, ya wajar saja, karena negara kita besar,” pungkasnya.***