DJADIN MEDIA— Kekerasan meletus dalam Pilkada Puncak Jaya, Papua, akibat perselisihan antara dua kelompok pendukung calon yang berebut kotak suara. Bentrokan ini mengakibatkan 40 rumah dibakar dan 94 orang terluka, dengan sebagian besar korban mengalami luka akibat senjata tajam.
Bentrokan bermula di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Puncak Jaya, ketika dua kelompok massa yang mendukung calon tertentu saling serang menggunakan panah dan parang. Selain serangan fisik, kedua kelompok juga membakar rumah-rumah warga, menciptakan ketegangan di Kota Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo, menyatakan bahwa pihak kepolisian langsung turun tangan untuk melakukan mediasi dan menengahi kedua kelompok yang bertikai, sehingga bentrokan tidak meluas lebih jauh.
“Bentroknya dapat kita atasi dengan cepat, sehingga tidak meluas. Memang ada korban luka, dan semuanya sudah dibawa ke rumah sakit di Mulia untuk mendapatkan perawatan medis. Sebagian besar korban terluka akibat senjata tajam,” ujar Kombes Benny.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Situasi di Kota Mulia kini berangsur kondusif setelah polisi mengamankan lokasi dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat serta pemerintah daerah untuk menenangkan massa.
Namun, akibat bentrokan ini, proses Pilkada 2024 di Distrik Mulia terpaksa dihentikan sementara. “Kami telah berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu setempat untuk menghentikan sementara proses Pilkada hingga situasi benar-benar aman. TNI-Polri juga terus disiagakan di beberapa titik di Kota Mulia untuk mencegah aksi susulan,” jelas Kombes Benny.
Pihak berwenang memastikan akan terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.***