DJADIN MEDIA – Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam, menyatakan dukungannya agar Joko Widodo (Jokowi) menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar. Pernyataan ini muncul setelah pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi ketum pada Sabtu (10/8/2024).
Ridwan menilai Jokowi sebagai sosok yang konsisten menjalankan doktrin Partai Golkar, tidak hanya sekadar berbicara. “Pak Jokowi bukan hanya bicara. Dia benar-benar melaksanakan doktrin Partai Golkar dalam praktiknya,” ujar Ridwan.
Ia mengklaim bahwa kabinet Jokowi di periode pertama, yang dikenal sebagai Kabinet Kerja, mencerminkan nilai-nilai Golkar. “Bagi saya, bekerja adalah kewajiban semua kader Golkar, dan Jokowi telah menjalankannya dengan baik,” tambah Ridwan.
Meskipun Jokowi merupakan kader Golkar dari golongan pengusaha yang terlibat sejak zaman Orde Baru, Ridwan mengakui bahwa Jokowi belum pernah secara formal terlibat dalam kepengurusan Golkar.
Ridwan juga menepis spekulasi bahwa mundurnya Airlangga berkaitan dengan desakan Istana. “Tidak ada hubungan antara pengunduran Airlangga dengan Istana. Justru, ada spekulasi bahwa Airlangga mundur untuk fokus pada transisi kabinet dari Jokowi ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka,” jelas Ridwan.
Menurut Ridwan, Airlangga terlalu sibuk dengan urusan kabinet sehingga tidak dapat memimpin partai dengan efektif. “Sebenarnya, saya sudah menyarankan Airlangga untuk memilih antara menjadi ketua umum atau menteri, agar dapat fokus pada salah satu,” tambahnya.
Ridwan mengungkapkan bahwa ia tidak terkejut dengan pengunduran diri Airlangga, mengingat kritik yang telah disampaikannya terkait kegagalan Airlangga dalam menjalankan paradigma Partai Golkar. Golkar, kata Ridwan, memiliki lima paradigma utama yang meliputi demokratisasi, keterbukaan, modernisasi, mendengarkan aspirasi bawah, dan kemandirian, yang menurutnya tidak dijalankan dengan baik oleh Airlangga.
Ia juga menyoroti keputusan Munas Partai Golkar tahun 2019 yang menetapkan Airlangga sebagai calon presiden, tetapi malah mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. “Munas harus dilakukan untuk mengubah pencalonan dari Airlangga ke Gibran. Namun, keputusan tersebut tidak dilaksanakan,” pungkas Ridwan.***