DJADIN MEDIA– Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, menilai bahwa persaingan antara pasangan RK-Suswono dan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta sangat kompetitif.
Saidiman mengingatkan bahwa pasangan RK-Suswono tidak boleh meremehkan kekuatan pendukung Pramono-Rano Karno di Jakarta, meskipun hasil survei sebelum pendaftaran Pilkada pada 27-29 Agustus 2024 belum menunjukkan kekuatan mereka secara signifikan.
“Pramono Anung memiliki potensi untuk menang, meskipun saat ini Ridwan Kamil masih unggul. Ada potensi persaingan yang ketat di masa depan, terutama ketika sosialisasi dimulai. Basis sosiologis yang diwakili oleh Pramono Anung dan Rano Karno cukup kuat, meskipun suara mereka saat ini masih kecil. Namun, jika kampanye mereka efektif, potensi kemenangan bisa besar,” ungkap Saidiman.
Saidiman menjelaskan bahwa pemilihan Pramono Anung dan Rano Karno oleh PDIP didasarkan pada alasan strategis. Keduanya mewakili kelompok sosiologis yang signifikan di Jakarta, yaitu etnis Jawa dan Betawi, yang mencapai 64 persen dari total penduduk Jakarta. Menurutnya, kelompok sosiologis ini bisa menjadi modal elektoral penting bagi pasangan Pramono-Rano.
“PDIP berusaha meraih kelompok pemilih yang didominasi oleh etnis Jawa dan Betawi. Rano Karno mewakili Betawi, sementara Pramono Anung mewakili etnis Jawa. Dua kelompok etnis ini menyumbang 64 persen dari penduduk Jakarta, sedangkan etnis Sunda yang mungkin mendukung Ridwan Kamil hanya sekitar 14-15 persen,” jelas Saidiman.
Saidiman juga menyoroti bahwa pemilih mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, yang kritis terhadap istana, mungkin akan beralih mendukung Pramono Anung dan Rano Karno. Pemilih Anies, yang skeptis terhadap Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, bisa menjadi tambahan suara berharga bagi PDIP.
“Pendukung Anies yang kritis terhadap istana dan pemimpin lainnya mungkin akan berpindah ke Pramono Anung dan Rano Karno. Ini karena PDIP, yang mengusung mereka, saat ini berseberangan dengan istana,” tutur Saidiman.
Selain itu, Saidiman memprediksi bahwa pemilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) cenderung mendukung Pramono-Rano Karno. Menurutnya, peralihan suara di Jakarta akan menjadi faktor kunci dalam menentukan kemenangan di Pilkada.
“Pemilih Ahok kemungkinan besar akan solid mendukung Pramono-Rano, karena PDIP, yang merupakan basis nasionalis, menjadi pilihan utama mereka. Meskipun ada kelompok Islam, mayoritas akan condong ke Pramono-Rano,” pungkas Saidiman.***